Pengantar Tidur


Secangkir caffein dan segaris nikotin. Mungkin tak banyak, tapi cukup untuk memenuhi paru-paruku. Cukup untuk memberikan sengatan kecil pada neuron agar tak beku. Malam ini otakku terlalu beku untuk memikirkan sesuatu. Terlalu dingin udara disekitarku. Purnama merenggut semua kehangatan di bumi. Sangat egois. Dia yang menerima cahaya penuh sang mentari, namun tetap menarik selimut hangat bumi. Sudah hampir subuh, namun Purnama masih enggan melepas selimutnya. Semesta memang kadang suka bercanda.
Mataku tak perih, aku pun tak menguap, rupanya kantuk sudah tertidur tanpa mengajakku. Dia membiarkan aku duduk menunggunya. Dia ingin kau menjaganya, kau tidak memperhatikannya dalam waktu yang lama. Begitu kata Tuhan. Lalu aku melanjutkan pembicaraanku dengan angan sedang kantuk sedang bermain bersama mimpi. 

Satu tarikan nafas, lalu aku mempersilahkan asap putih keluar dari dadaku, meninggalkan nikotin yang bercengkrama dengan paru-paru. Dia kurir yang selalu menyapaku dengan hangat saat mengantar nikotin untuk bertemu kekasihnya. Satu hal yang pernah dia katakan padaku, mengutip kata yang dia baca saat entah dimana. Dia berkata, setiap hal yang punya rasa, selalu punya nyawa, maka jangan pernah salahkan rasa, karena saat dia mati, kau tak akan bernyawa. Aku tersenyum saat mendengar kata-katanya dan membenarkan dalam hati.

Aku panggil lagi kurir itu, aku minta dia menghantarkan nikotin. Paru-paru ku masih memerlukan material untuk membangun kubah. Kubah dimana dia bisa segera rebah menghaturkan segala lelah . Dingin ini mulai menusuk jauh kedalam. sumsum tulang saatnya meutup obrolan ku dengan angan, untuk menyusul kantuk merebahkan badan dan menemaninya bermain dengan mimpi dan kenangan.

Mempersilahkan cahaya untuk pergi walau enggan, menyambut damainya kegelapan. Dia sahabat dan juga teman dalam segala keadaan. Menemani aku dan angan meresapi kehidupan, tertawa dalam kebahagiaan dan mengecap kegetiran sampai tak mampu lagi merasakan. 
Selamat malam, selamat pagi, selamat menjalani kehidupan. Aku, akan memejamkan mata sejenak menyerap energi kehidupan.






Komentar

My Channel